Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Ratusan petani kelapa sawit dari berbagai wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) mendeklarasikan komitmen bersama untuk mendukung pengelolaan perkebunan sawit nasional yang berbasis kemitraan. Deklarasi tersebut berlangsung dalam acara bertajuk “Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Petani Sawit” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kalimantan Tengah, di Palangka Raya, Selasa, 29 Juli 2025.
Dengan mengangkat tema “Menuju Petani Sawit yang Unggul, Bermartabat dan Sejahtera,” kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong peran petani sawit sebagai bagian strategis dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Ketua Panitia, Samosir, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya memperkuat kelembagaan petani, tetapi juga mendorong terjalinnya kemitraan yang konkret antara APKASINDO, pemerintah, dan perbankan. Salah satu program yang diusulkan adalah pemberian akses beasiswa bagi anak-anak petani dan skema pembiayaan tanpa agunan hingga Rp100 juta melalui kerja sama dengan BRI.
“Kami ingin petani sawit naik kelas, tidak hanya dari sisi produksi, tetapi juga dari sisi kesejahteraan keluarga mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Daerah APKASINDO, Pandiangan, menekankan pentingnya dukungan terhadap penyediaan bibit unggul, akses pendidikan, dan pengelolaan kebun sawit berkelanjutan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan masyarakat desa.
Ketua Dewan Pembina DPD APKASINDO Kalimantan Tengah, Gulat Manurung, turut menyuarakan perlunya transformasi menyeluruh dalam industri sawit di daerah ini. Ia menilai Kalteng harus mampu menjadi miniatur kemajuan industri sawit nasional.
“Kita harus membangun pabrik sendiri, mengelola hasil sendiri, bukan sekadar menjual TBS. Kalteng punya lahan luas, potensi besar, tapi harus dikelola secara mandiri,” tegasnya.
Gulat juga menyoroti persoalan ketimpangan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit yang dinilainya tidak adil bagi Kalimantan Tengah, meskipun luas perkebunannya lebih besar dibanding beberapa daerah lain.
Mewakili Gubernur, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah menyatakan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap perjuangan petani sawit. Ia menyebutkan bahwa Kalteng memiliki 3,1 juta hektare lahan sawit dengan potensi nilai ekonomi mencapai Rp1,8 triliun per tahun.
“Kami dorong legalisasi usaha petani sawit melalui sertifikasi agar mereka dapat menjual hasil panen secara sah dan terlindungi secara hukum,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung posisi Kalteng yang kini berada di peringkat dua nasional dalam hal produksi minyak sawit mentah (CPO), dan potensi tersebut diyakini akan terus berkembang jika tata kelola diperkuat.
Puncak acara ditandai dengan deklarasi lima tuntutan utama dari para petani sawit, yakni: penguatan tata kelola kemitraan, jalur afirmasi bagi petani, keterlibatan aktif pemerintah pusat dan daerah dalam skema pembiayaan, stabilisasi harga sawit, dan perluasan akses legalitas lahan.[Hlm/Red]
Tags:
APKASINDO