Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Musik Sedunia yang jatuh pada 9 Mei lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah melalui UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah menyelenggarakan workshop bertema "Pendalaman Karakter Garapan Musik Tradisi Nusantara", Jumat (27/06/2025), bertempat di Gedung Seni Rupa, Jalan Temanggung Tilung XIII, Palangka Raya.
Workshop ini terselenggara atas kolaborasi antara UPT Taman Budaya Kalteng dengan komunitas Lunuk x SSB Lunuk Ramba serta Pandora Organize. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Taman Budaya, Wildae D. Binti, yang ditandai dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya acara.
Dalam sambutannya, Wildae menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak sekadar forum pelatihan teknis, tetapi merupakan ruang eksplorasi dan refleksi mendalam terhadap kekayaan musik tradisional dari berbagai penjuru Nusantara.
“Workshop ini kami dedikasikan khusus untuk membedah karakter musik tradisi, tidak hanya dari Kalimantan Tengah, tetapi juga dari berbagai daerah lain seperti Sumatera, Bali, Jawa, dan Batak. Musik-musik ini akan dipadukan secara musikal dan kultural, membuka ruang dialog antardaerah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wildae menekankan pentingnya pelestarian musik tradisional di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat.
“Ini bukan sekadar workshop. Ini adalah panggung untuk menyalakan kembali semangat terhadap musik tradisi yang sarat nilai dan filosofi luhur. Generasi muda perlu diajak untuk tidak hanya menjadi penikmat, tetapi juga pelaku aktif dalam menjaga warisan budaya bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Christian Justin, menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang musik tradisi Nusantara sebagai salah satu bentuk kekayaan intelektual bangsa Indonesia.
“Musik tradisi adalah bagian dari identitas budaya yang harus kita kaji secara mendalam, baik dari sisi historis, latar belakang sosial, maupun konteks wilayah asalnya. Ini bukan hanya kajian lokal, melainkan juga kontribusi terhadap pemahaman budaya tingkat nasional,” jelas Christian.
Ia menambahkan, kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta dari berbagai provinsi untuk mempresentasikan karya musik dan alat musik tradisional, termasuk memperkenalkan kekhasan alat musik dari wilayah Barito dan instrumen daerah lainnya.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam upaya pelestarian seni musik tradisional, sekaligus meningkatkan kreativitas, profesionalisme, dan rasa cinta terhadap budaya di kalangan pelaku seni serta masyarakat luas, khususnya di Kalimantan Tengah.[Hry/Red]