Terungkap! Bandar Sabu Kelas Kakap Beroperasi dari Desa Terpencil di Gunung Mas

 

Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Siapa sangka, sebuah desa terpencil di pedalaman Kalimantan Tengah menyimpan aktivitas peredaran narkotika berskala besar. Desa Tumbang Jutuh, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, menjadi sorotan setelah Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah berhasil membongkar jaringan pengedar sabu kelas kakap yang bermarkas di sana.

Tersangka berinisial AJ berhasil meraup keuntungan hingga Rp 40 juta dari bisnis haramnya sebelum akhirnya ditangkap dalam operasi yang digelar pada Selasa, 29 April 2025. Pengungkapan bermula dari penangkapan seorang pembeli, AL, yang baru saja melakukan transaksi sabu di rumah AJ sekitar pukul 06.00 WIB.

“AL kooperatif dan langsung menunjukkan lokasi rumah AJ yang tidak jauh dari tempat penangkapannya,” ungkap Plt. Kepala BNNP Kalteng, Kombes Pol Ruslan Abdul Rasyid dalam konferensi pers, Selasa (27/5/2025).

Lima menit berselang, tim BNNP Kalteng langsung menyergap rumah AJ. Hasilnya mencengangkan: 26 paket sabu dengan total berat 265,43 gram, uang tunai Rp 40 juta, dua timbangan digital, dan satu unit handphone berhasil diamankan sebagai barang bukti.

“Dengan jumlah sabu sebanyak itu, AJ bisa melayani puluhan konsumen setiap harinya. Ini bukan pengedar biasa, melainkan sudah setara dengan jaringan kartel skala daerah,” tegas Ruslan.

Menariknya, AJ menjalankan seluruh operasinya dari sebuah rumah sederhana di desa terpencil. Diduga, strategi ini digunakan untuk menghindari pengawasan aparat yang lebih ketat di kota-kota besar.

Kini, AJ dijerat dengan pasal peredaran gelap narkotika dan terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara, sementara AL sebagai pembeli bisa menghadapi hukuman hingga 12 tahun penjara.

Kasus ini menjadi alarm keras bahwa peredaran narkoba telah menembus pelosok desa. Penindakan di Tumbang Jutuh menjadi bukti nyata bahwa jaringan narkotika tidak lagi hanya menyasar pusat kota, tapi juga wilayah-wilayah yang jauh dari perhatian umum.

“Ini menjadi tantangan besar bagi semua pihak. Perlu strategi pemberantasan narkoba yang lebih menyeluruh, hingga ke desa-desa sekalipun,” tutup Kombes Ruslan.[Red]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama