Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Siti Nafsiah, angkat bicara menanggapi viralnya video petani cabai di Kabupaten Kapuas yang nekat mencabuti tanaman akibat anjloknya harga komoditas tersebut. Ia menilai insiden itu merupakan sinyal kuat adanya persoalan struktural dalam tata niaga hortikultura yang harus segera dibenahi pemerintah daerah.
“Kejadian ini bukan sekadar persoalan turunnya harga komoditas sesaat, tetapi menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam tata niaga hortikultura yang berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat petani,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).
Menurut Siti, usaha budidaya cabai memiliki struktur biaya produksi yang tinggi dan sangat sensitif terhadap fluktuasi harga. Ketika harga jual jatuh di bawah biaya produksi, petani tidak hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga kehilangan harapan untuk keberlanjutan usaha. “Yang terganggu bukan hanya produksi, tetapi juga ekonomi keluarga petani,” tegasnya.
Ia menilai wajar jika petani menunjukkan rasa frustrasi, namun pemerintah harus segera merespons secara konkret. Komisi II, katanya, telah mencermati kondisi tersebut dan memandang perlunya kebijakan stabilisasi harga serta pembenahan rantai pasok komoditas pertanian.
Siti mendorong dinas teknis untuk melakukan pendataan harga secara akurat di tingkat petani dan memfasilitasi penyerapan hasil produksi. Penguatan posisi tawar petani melalui koperasi, off-taker, atau kemitraan terikat juga dinilai penting guna memastikan hasil panen terserap secara berkelanjutan. “Petani tidak boleh berada pada posisi tawar yang lemah,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya percepatan hilirisasi komoditas hortikultura. Cabai, kata dia, dapat diolah menjadi bubuk, pasta, atau produk kering dengan daya simpan lebih panjang dan nilai ekonomi lebih stabil. “Hilirisasi perlu dikembangkan agar petani tidak bergantung pada harga pasar segar yang fluktuatif,” ungkap Siti.
Komisi II, lanjutnya, akan menjalankan fungsi pengawasan secara konsisten demi memastikan petani mendapat perlindungan dan kepastian usaha. Ia juga mengajak pelaku pasar dan lembaga pembiayaan untuk turut menjaga stabilitas harga bahan pokok. “Kami ingin petani memperoleh kepastian usaha, kepastian pasar, dan harga yang berkeadilan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Siti menegaskan bahwa kesejahteraan petani merupakan pondasi stabilitas ekonomi daerah. “Pemberdayaan petani harus menjadi agenda strategis pembangunan Kalimantan Tengah,” tandasnya.[Red]
