Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Mempertegas komitmennya sebagai mitra pembangunan masyarakat, tim dosen dari Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Palangka Raya (UPR) kembali melanjutkan program pengabdian di Kelurahan Tumbang Rungan. Sebagai bagian dari program kemitraan desa binaan yang telah berjalan, tim telah menyelenggarakan "Pelatihan Perawatan dan Perbaikan Mesin Klotok Tingkat Lanjut" pada tanggal 2 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan respon langsung atas kebutuhan para nelayan yang menjadi mitra UPR, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi serta menjamin keselamatan mereka di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan.
Sukardi, M.Pd., selaku Ketua Tim Pengusul, menjelaskan bahwa program lanjutan ini dirancang setelah melihat dampak positif dari pelatihan dasar sekaligus mengidentifikasi tantangan yang masih ada. "Ini adalah komitmen berkelanjutan. Pada survei terakhir, kami menemukan bahwa meskipun kesadaran mulai tumbuh, sekitar 80% mesin klotok masih beroperasi dalam kondisi kurang optimal—boros bahan bakar, tenaga lemah, dan berasap," ungkap Sukardi.
Ia menekankan bahwa masalah teknis seperti kebocoran oli dan minimnya pemahaman dalam menyetel komponen krusial menjadi kendala utama. "Jika perahu adalah urat nadi ekonomi mereka, maka mesin adalah jantungnya. Jantung yang tidak sehat tidak hanya boros biaya operasional, tetapi juga sangat berisiko menyebabkan kecelakaan di tengah sungai," tegasnya.
Antusiasme untuk program lanjutan ini datang langsung dari masyarakat. Bapak Taufik, salah seorang perwakilan dari Kelompok Nelayan Tumbang Rungan, mengaku sangat merasakan manfaat dari program kemitraan yang telah berjalan.
"Dulu, kami ini tahunya hanya pakai saja. Kalau mesin sudah batuk-batuk atau mogok di tengah sungai, baru bingung cari montir. Setelah dapat pelatihan pertama dari bapak-bapak dosen UPR, kami jadi paham pentingnya ganti oli rutin," tuturnya.
"Kami sangat berterima kasih dan sudah menunggu-nunggu pelatihan lanjutan ini. Kalau nanti kami bisa menyetel karburator sendiri, wah itu sangat membantu sekali. Tidak perlu lagi bolak-balik ke kota dan keluar ongkos besar hanya untuk perbaikan kecil. Harapannya, hasil tangkapan ikan bisa lebih maksimal karena perahu kami sehat terus," tambah Bapak Taufik penuh harap.
Menjawab harapan tersebut, tim pengabdian fokus pada pendalaman pengetahuan teknis. Menjelaskan pentingnya pemahaman ini, I Made Supatra, M.Pd., salah satu anggota tim yang merupakan ahli di bidang otomotif, menguraikan materi inti yang menjadi fokus pelatihan.
"Mesin klotok yang umum digunakan nelayan ini pada dasarnya adalah motor 4 tak sederhana. Namun, efisiensinya sangat bergantung pada tiga pilar utama: kompresi yang baik, pengapian yang tepat waktu, dan campuran bahan bakar-udara yang ideal," jelas I Made Supatra.
Ia melanjutkan, "Pelatihan ini untuk menedukasi cara merawat mesin mereka. Misalnya, bagaimana menyetel celah katup untuk mengembalikan kompresi yang hilang, atau cara membersihkan dan menyetel karburator agar campuran bahan bakarnya pas. Inilah kunci untuk mengatasi masalah tenaga loyo dan boros bensin yang selama ini mereka keluhkan."
Melalui program ini, diharapkan para nelayan Tumbang Rungan menjadi semakin paham dan percaya diri dalam merawat aset vital mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas, menekan biaya operasional, dan memperkuat fondasi ekonomi masyarakat pesisir sungai.
Program kemitraan ini menjadi bukti konkret dari komitmen perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat. Sukardi, sebagai ketua pelaksana, turut menyampaikan apresiasinya. "Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Universitas Palangka Raya atas dukungan pendanaan yang memungkinkan seluruh rangkaian pelatihan ini terwujud. Semoga sinergi antara kampus dan masyarakat ini dapat terus berlanjut," tutupnya.[Red]