Palangkaraya, Newsinkalteng.co.id – Kinerja fiskal Kalimantan Tengah hingga 30 April 2025 mencatatkan hasil yang menggembirakan, seiring sinergi APBN pusat dan APBD daerah yang mampu menjaga stabilitas ekonomi regional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa hingga akhir April 2025 APBN tumbuh sehat, dengan realisasi pendapatan negara mencapai Rp 810,5 triliun atau 27,0 % dari target dan belanja negara Rp 806,2 triliun (22,3 % dari pagu), menghasilkan surplus Rp 4,3 triliun (0,02 % terhadap PDB) serta keseimbangan primer surplus Rp 173,9 triliun. “APBN berfungsi sebagai shock absorber, melindungi daya beli masyarakat dan menopang program pembangunan nasional,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KITA edisi Mei 2025.
Di tingkat provinsi, Pendapatan dan Hibah APBN Kalimantan Tengah mencapai Rp 2.625,26 miliar (28,96 % dari target), tumbuh 16,6 % secara tahunan. Penerimaan Pajak Dalam Negeri naik Rp 136,38 miliar (6,8 % yoy), bertumbuh pesat di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (+36,1 %), khususnya perkebunan kelapa sawit, serta industri pengolahan CPO (+47,0 %). Sedangkan Pajak Perdagangan Internasional melonjak Rp 223,67 miliar (354 % yoy), terutama bea keluar minyak sawit dan turunannya yang kini telah melampaui target 171,4 %—didukung harga CPO yang rata-rata 961,54 USD/ton pada April 2025 (naik 21,9 % sejak Januari).
Pendapatan Layanan Umum (PNBP) Kalimantan Tengah mencapai Rp 159,53 miliar, didorong BLU Poltekkes Palangkaraya (Rp 9,37 miliar) dan Rumkit Bhayangkara (Rp 10,67 miliar). Sementara PNBP Kementerian Perhubungan menyumbang Rp 30,5 miliar lewat jasa kepelabuhanan dan navigasi, serta Polri Rp 29,96 miliar dari penerbitan BPKB, SIM, dan jasa keamanan obyek vital.
Realisasi belanja APBN Kalimantan Tengah sebesar Rp 8.126,39 miliar (23,3 % pagu) turun 7,6 % yoy, sejalan Instruksi Presiden No. 1/2025 tentang efisiensi belanja. Dari alokasinya, belanja tematik pendidikan Rp 46,37 miliar menyalurkan BOS, KIP Kuliah, dan peningkatan sarpras sekolah; belanja tematik kesehatan Rp 2,16 miliar untuk laboratorium dan pengendalian risiko penyakit; serta perlindungan sosial Rp 96,86 miliar melalui BPNT, PKH, dan rehabilitasi yatim piatu.
Meski pendapatan daerah terkontraksi 17,0 % yoy dengan realisasi Rp 6.317,74 miliar (19,2 % pagu), APBD Kalimantan Tengah berhasil mencetak surplus Rp 2.116,49 miliar—jauh di atas perkiraan defisit awal—menyebabkan Silpa mencapai Rp 2.101,30 miliar. Ketergantungan tinggi pada transfer pusat (80,3 % pendapatan) menjadi tantangan, namun manajemen kas dan investasi produktif diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi regional.
Pemerintah pusat dan daerah akan terus mewaspadai ketidakpastian global, seperti retaliasi dagang, sekaligus mendorong belanja tepat sasaran untuk mendongkrak sektor unggulan Kalimantan Tengah. Dengan fondasi APBN dan APBD yang sehat, provinsi Kalimantan Tengah siap memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional di sisa tahun anggaran 2025.[Red]
Tags:
Kanwil DJPb Prov Kalteng